17 de diciembre de 2024

Extraterrestres

Informaciones Exclusivas sobre extraterrestres y ovnis en todo el mundo.

Cerita TNI “Diganggu” UFO saat Operasi Dwikora

Cerita TNI «Diganggu» UFO saat Operasi Dwikora

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa penampakan benda terbang aneh (BETA) atau UFO (Unidentified Flying Object) di sejumlah daerah di Indonesia pernah dilaporkan oleh masyarakat. Akan tetapi, salah satu cerita yang menarik adalah tentang artileri pertahanan udara (arhanud) TNI yang menembaki benda asing diduga UFO di Jawa Timur pada masa Operasi Dwikora terkait konfrontasi Indonesia-Malaysia.Peristiwa itu dipaparkan

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa penampakan benda terbang aneh (BETA) atau UFO (Unidentified Flying Object) di sejumlah daerah di Indonesia pernah dilaporkan oleh masyarakat.

Akan tetapi, salah satu cerita yang menarik adalah tentang artileri pertahanan udara (arhanud) TNI yang menembaki benda asing diduga UFO di Jawa Timur pada masa Operasi Dwikora terkait konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Peristiwa itu dipaparkan oleh mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jacob Salatun, dalam bukunya «UFO, Salah Satu Masalah dunia Saat Ini» (1982).

Menurut uraian Salatun, sewaktu masih berkecamuknya Operasi Dwikora, aparat TNI dilaporkan melihat penampakan benda asing yang terbang melintas di langit Surabaya.

Menurut laporan, penampakan benda asing itu terjadi antara 18 sampai 24 September 1964.

Baca juga: 12 Fakta tentang Area 51, Pangkalan yang Kerap Dikaitkan dengan UFO dan Alien

Benda-benda aneh itu dilaporkan muncul mulai malam hari dan menghilang menjelang fajar.

Surabaya adalah salah satu pangkalan militer dan dilengkapi dengan sistem arhanud. Persenjataan berat itu selalu siaga sepanjang Operasi Dwikora, seperti dikutip dari surat kabar Kompas edisi 11 Oktober 1992.

Benda-benda aneh atau UFO itu dilaporkan tampak secara serentak baik di layar radar maupun dengan mata telanjang, sehingga tergolong sebagai fenomena RV (Radar-Visual Sightings).

Karena TNI dalam keadaan siaga, maka mereka menganggap benda-benda asing itu sebagai musuh. Menurut laporan, benda-benda aneh itu beterbangan di Surabaya, Malang, dan Bangkalan-Madura.

Baca juga: AS Disebut Sembunyikan Fakta Lokasi Alien dan UFO

Bahkan menurut laporan, benda-benda aneh itu diduga sebagai pesawat terbang Angkatan Laut Inggris yang saat itu mengerahkan kapal induk Victorious, dengan beberapa kapal perang lain sedang berada di sekitar selatan Kendari, dalam pelayaran ke Singapura.

Karena dianggap sebagai musuh, maka sistem arhanud TNI menembaki UFO itu. Akan tetapi, tidak ada satupun UFO yang berhasil ditembak jatuh, seperti dikutip dari surat kabar Kompas edisi 11 Oktober 1992.

Beberapa saksi menyebutkan benda aneh itu terlihat seperti mengeluarkan cahaya yang mirip dengan lidah api. Selain itu ada juga yang terlihat seperti membawa lampu yang sangat terang.

Selain itu, menurut sejumlah saksi, gerakan benda asing atau UFO itu tidak bisa diprediksi. Terkadang bergerak perlahan seperti helikopter, tetapi terkadan mendadak melesat cepat.

Menurut kesaksian seorang penerbang TNI AU, UFO yang dia lihat menyala dan berwarna merah padam. Sementara sebagian saksi lain menyebut berbentuk elips dengan warna kebiru-biruan. UFO itu juga tidak terbang tinggi, hanya sekitar 1.200 meter.

Baca juga: Geger Tuduhan AS Simpan Kendaraan Alien, Bukti Valid Adanya UFO?

Akan tetapi, ketika ditembaki dengan persenjataan antipesawat, UFO itu bisa dengan cepat menghindar.

Pecahan peluru artileri yang ditembakkan ke arah UFO justru jatuh ke wilayah pemukiman dan melukai sejumlah warga.

Kejadian itu juga dituliskan dalam laporan staf Komando Pertahanan Udara Nasional berjudul «Penerbangan-penerbangan tidak dikenal di Sektor II (Surabaya)» tertanggal 29 September 1964.

Dalam laporan itu disebutkan, benda-benda asing itu disimpulkan sebagai esawat terbang biasa dan pesawat tanpa awak, bahwa kegiatan sasaran adalah kegiatan lawan, dan bahwa tujuannya adalah untuk perang urat saraf (psywar) di samping secara tidak langsung mempengaruhi roda perekonomian.

Baca juga: AS Terus Cari Jejak UFO, Pelajari Potensi Musuh Baru Negara

Peristiwa itu sempat membuat masyarakat resah. Maka dari itu, Pejabat Presiden Dr. J. Leimana menerbitkan imbauan pada 8 Oktober 1964, yang berisi supaya masyarakat tetap tenang dan tidak memperkeruh suasana, serta dilarang untuk membuat desas-desus dan tafsiran.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram «Kompas.com News Update», caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.